Track
Message

Luka di Kelamin

Luka Kelamin

Luka di alat kelamin pada pria (penis) dan wanita (vulva, vagina), sekitar lubang anus, serta kulit sekitar kelamin, bibir, dan rongga mulut umumnya merupakan gejala dari penyakit seperti sifilis, herpes simpleks pada kelamin, atau chancroid.
Kami memberikan diagnosis dan terapi untuk luka pada kelamin dengan metode yang termasuk pemberian infus atau suntikan, serta kombinasi obat oral dan salep eksklusif dari DVX Medical. Kami juga melakukan tes diagnostik yang mendalam seperti pemeriksaan Gram, tes skrining sifilis, dan tes antibodi HSV untuk memastikan perawatan yang tepat berdasarkan analisis sampel darah Anda.

Jenis Luka di Kelamin

  1. Sifilis: Luka yang tidak nyeri, biasanya terdapat satu luka dengan dasar berwarna merah bersih dan teraba agak meninggi.
  2. Herpes simpleks genitalis: Luka kecil-kecil yang awalnya tampak seperti plentingan dengan isi air kecil-kecil berkumpul, kemudian pecah dan menyerupai sariawan. Biasanya terasa nyeri.
  3. Chancroid: Luka yang nyeri, dapat berjumlah satu atau beberapa, dengan dasar luka kotor (kuning bernanah) dan lunak.

Luka di kelamin dapat muncul pada berbagai tempat seperti alat kelamin pria (penis), alat kelamin wanita (vulva/vagina), sekitar lubang anus, rectum (dikenal sebagai proktitis), kulit sekitar kelamin, bibir, atau rongga mulut (dikenal sebagai herpes simpleks labialis).

Tindakan Pertama Jika Mengalami Nyeri di Kelamin

Jika Anda mengalami luka di kelamin yang terasa nyeri, Anda dapat melakukan tindakan pertolongan pertama dengan melakukan kompres menggunakan kassa steril yang direndam dalam cairan infus garam fisiologis (NaCl 0,9%) dan mengonsumsi obat antinyeri yang biasa diminum.

Namun, sangat penting untuk segera berobat ke dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di DVX Medical agar mendapatkan pengobatan yang tepat, mencegah komplikasi atau perburukan penyakit, seperti pembengkakan dan kerusakan jaringan pada penis atau vulva, pembengkakan kelenjar getah bening, serta infeksi pada organ tubuh lain seperti saraf, tulang, dan pembuluh darah. Selain itu, hal ini juga penting untuk mencegah penularan kepada pasangan seksual.

Penting untuk tidak melakukan pengobatan sendiri karena pengobatan yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi atau kekebalan bakteri terhadap antibiotik, sehingga pengobatan menjadi lebih sulit jika terjadi infeksi kembali. Selama masa pengobatan, penting untuk menggunakan kondom sebagai langkah pencegahan. Selain itu, pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip ABC (abstinence, be faithful, condom) serta dengan melakukan pemeriksaan secara berkala.
Select Size
No data to display
test
*
*
*
Captcha image
Show another codeUbah Kode Verifikasi
Kirim Pesan
Kirim Pesan