Pengobatan PEP, Pertolongan Pertama Setelah Berisiko Terpapar HIV

Pengobatan PEP, Pertolongan Pertama Setelah Berisiko Terpapar HIV

Jumat, 23 Mei 2025
Risiko tertular HIV bisa terjadi kapan saja dan kepada siapa saja, terutama ketika kita tidak menyadari bahwa tindakan yang kita lakukan mengandung risiko tinggi. Untungnya, kemajuan di bidang medis memungkinkan seseorang untuk mencegah infeksi HIV meski sudah terlanjur terpapar, dengan melakukan pengobatan darurat yang disebut PEP (Post-Exposure Prophylaxis). Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang pengobatan PEP HIV sebagai pertolongan pertama setelah seseorang mengalami risiko paparan HIV.

Pengobatan PEP

PEP atau Post-Exposure Prophylaxis adalah pengobatan antiretroviral darurat yang digunakan untuk mencegah virus HIV berkembang dalam tubuh setelah seseorang terpapar risiko. PEP dirancang sebagai solusi jangka pendek yang harus segera diberikan setelah terpapar, bukan sebagai metode pencegahan rutin. Obat-obatan  ini bekerja dengan menghentikan replikasi virus sebelum dapat menginfeksi sistem kekebalan tubuh secara permanen.

Mengapa Pengobatan PEP Tidak Bisa Ditunda

Penanganan HIV melalui PEP bersifat sangat sensitif terhadap waktu. Semakin cepat PEP diberikan setelah paparan, semakin besar kemungkinan pengobatan ini berhasil mencegah infeksi. Idealnya, PEP dimulai dalam dua jam setelah risiko terjadi, dan tidak lebih dari 72 jam. Penundaan lebih dari waktu tersebut akan membuat pengobatan tidak lagi efektif, karena virus mungkin sudah mulai berkembang dalam tubuh.

Waktu Efektif Pemberian PEP dan Regimen Obat

Sesuai rekomendasi dari WHO dan Kementerian Kesehatan Indonesia, pemberian PEP harus dilakukan secepat mungkin, idealnya dalam waktu kurang dari 72 jam setelah seseorang berisiko terpapar HIV. PEP adalah kombinasi 2 hingga 3 obat antiretroviral yang dikonsumsi setiap hari selama 28 hari tanpa putus. Kombinasi obat yang umum digunakan meliputi Tenofovir, Lamivudine atau Emtricitabine, dan Dolutegravir. Obat-obat ini bekerja dengan cara menghentikan replikasi virus HIV di tahap awal infeksi, sehingga mencegah virus menyebar dan membantunya keluar dari dalam tubuh.

Durasi dan Cara Kerja PEP

Pengobatan PEP harus dikonsumsi selama 28 hari penuh tanpa terputus. Obat ini bekerja dengan cara mencegah virus HIV menggandakan diri dan menyebar dalam tubuh. Jika dikonsumsi sesuai prosedur, PEP dapat menurunkan risiko infeksi HIV hingga lebih dari 80%. Penting untuk menuntaskan seluruh durasi pengobatan agar virus benar-benar dapat ditekan.

Kondisi Tertentu yang Membutuhkan PEP

Tidak semua orang memerlukan PEP. Namun, ada kondisi-kondisi tertentu yang menjadi indikasi utama untuk memulai pengobatan PEP, antara lain:
  • Berhubungan seksual tanpa kondom dengan pasangan yang status HIV-nya tidak diketahui atau positif.
  • Mengalami kekerasan seksual.
  • Terpapar darah melalui luka terbuka atau jarum suntik bekas.
  • Petugas medis yang tertusuk jarum atau terpapar cairan tubuh pasien yang terinfeksi.
  • Penggunaan jarum suntik bersama pada pengguna narkoba suntik.

Ciri Terpapar HIV

Setelah seseorang terinfeksi HIV, gejala awal bisa muncul dalam waktu 2–4 minggu, meski tidak selalu muncul pada semua orang. Ciri-ciri umum dari infeksi HIV tahap awal yang perlu diwaspadai antara lain:
  • Demam
  • Sakit tenggorokan
  • Kelenjar getah bening membesar
  • Ruam kulit
  • Nyeri otot dan sendi
  • Sakit kepala
Gejala ini mirip dengan flu biasa, sehingga seringkali tidak disadari. Itulah mengapa penting untuk melakukan tes HIV jika seseorang merasa telah berisiko.

Prosedur dan Langkah Mendapatkan Pengobatan PEP

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan jika seseorang merasa telah terpapar HIV:
  1. Segera cari pertolongan medis ke fasilitas kesehatan dalam waktu kurang dari 72 jam.
  2. Lakukan konsultasi dan tes HIV awal untuk memastikan bahwa pasien belum terinfeksi.
  3. Jika hasil tes negatif dan indikasi risiko valid, dokter akan meresepkan regimen PEP.
  4. Pasien harus menjalani pemeriksaan lanjutan selama dan setelah pengobatan, termasuk tes HIV ulang pada minggu ke-4 dan ke-12.

Akses PEP di Indonesia

Di Indonesia, pengobatan PEP tersedia di beberapa rumah sakit rujukan HIV, klinik IMS, dan fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk Kementerian Kesehatan. Beberapa fasilitas juga menyediakan PEP gratis melalui program pemerintah atau layanan LSM. Untuk mengakses PEP, masyarakat bisa langsung datang ke IGD atau klinik VCT terdekat. Penting untuk segera menyampaikan kronologi risiko agar penanganan bisa dilakukan dengan cepat.

Kesimpulan

Pengobatan PEP HIV adalah bentuk pertolongan pertama yang sangat efektif setelah seseorang mengalami paparan risiko HIV. Namun, efektivitasnya sangat bergantung pada kecepatan tindakan dan kepatuhan terhadap regimen obat. Jika kamu merasa telah mengalami situasi berisiko, jangan ragu untuk segera mencari bantuan medis profesioanl di DVX Medical Surabaya. Waktu sangat krusial dalam pencegahan HIV, dan dengan penanganan yang tepat, kamu bisa terlindungi dari infeksi yang berbahaya ini.

Hubungi DVX Medical Sekarang untuk Lakukan Pemeriksaan di Surabaya Oleh Dokter Spesialis Profesional!

Kunjungi DVX Medical Surabaya dan lakukan pemeriksaan yang tepat dan aman. Jangan tunda pemeriksaan Anda, segera konsultasi sekarang agar penyakit terdeteksi lebih dini dan cepat ditangani!

Related Article

PEP: Pengobatan Darurat Setelah Terkena Risiko HIV dan Cara Mendapatkannya

Risiko tertular HIV bisa terjadi pada siapa saja dan kapan s...

Gejala Awal HIV 3 Bulan Pertama yang Sering Diabaikan

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyera...

Mengapa Penderita HIV Perlu CD4 Booster dalam Pengobatan Mereka?

Menjalani hidup sehat dengan HIV memerlukan komitmen dan per...

Pengobatan ARV (Antiretroviral), Solusi Efektif dan Aman untuk Pengidap HIV

HIV (Human Immunodeficiency Virus) masih menjadi salah satu ...

Penyakit HIV & AIDS, Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatan

Bayangkan jika sistem pertahanan tubuh kita, yang biasanya m...

Send Message